sejarah kuda lumping bentuk apresiasi dan dukunganKonon, tari kuda lumping merupakan bentuk apresiasi dan dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.
Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan. Adapula cerita lain yang menyebutkan bahwa tarian ini menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Menurut sejarah, seni kuda lumping lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan), dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan,dan secara garis besar bahwa kuda lumping memiliki makna tentang kehidupan secara nyata dan manusia tidak luput juga harus mengenal maha penciptanya dan harus saling bersosialisasi dengan lingkungan seperti alam,dan mahluk lainnya yang ada di sekitar alam semesta,seperti halnya kuda lumping.
Kuda lumping juga banyak terdapak makna makna yang harus di kupas secara intelektual dan secara logis ilmiah apa yang di maksud kuda lumping?
Banyak masyarakat mengatakan kuda lumping ialah sebagai kesenian yang dimana mempunyai nilai seni yang terlahir dari sebuak kreatifitas masyarakat yang mempunyai jiwa seni dan selain itu kuda lumping juga tidak lepas dengan hal yang mengandung hal hal spiritual di dalamnya kuda lumping juga warisan kesenian yang secara turn menurun sampai saat ini,didalam kesenian kuda lumping di mainkan 5 – 8 orang dan dan di dalam permainan kesenian kuda lumping juga ada dalam pengawasan ahli spiritual (pawang)
Ada beberapa hal yang harus ketahui kuda lumping banyak beberapa simbolisme dari nenek moyang zaman sebelum masehi (SM) didalam permainan kuda lumping terdiri dari kuda yaitu tebruat dari sebuah anyaman bambu yang membentuk kuda dan kuda tersebut di kendalikannya oleh manusia dan berirama music dan beberapa orang memecut kuda tersebut dalam artiannya adalah yang di maksud dengan kuda terdiri 4 unsur yaitu air,udara,api,dan tanah itu adalah simbolisme yang mempunyai artian manusia mahluk yang awal di ciptakan dari 4 unsur tersebut terlahirlah yang namanya manusia dan manusia tersebut terlahir tidak lepas dengan lingkungan alan dan membutuh kehidupanya yang lebih baik manusia juga sangat berkecimpung bersosialisasi dengan yang lain dan berbagai ragam yang di butuh kan manusia itu minum dan makanan yang baik,selanjutnya ialah kuda di bentuk dari anyaman bambu yaitu didalam kehidupan manusia harus menjaga dan melastarikan alam dan tidak boleh merusak bila mana manusia tersebut merusak alamnya tersebut akan mempengaruhi kehidupannya tidak akan lebih baik bambu tersebut adalah sesuatu yang terlahir dari alam dan berada dalam kehidupan manusia untuk hidup bersama manusia bamboo juga mahluk yang hidup dan manusia harus bisa menjaganya dan berbeda factor pakai oleh manusia untuk memanfaatkanya dan harus menjaganya,ada juga didalam kesenian kuda lumping memakai warna merah,putih,kuning ,dan biru warna warna tersebut ada menyatakan merah adalah warna yang sangat gagah berani,dimana manusia harus lah berani bertanggung jawab atas halnya perbuatan yang telah dilakukan didalam kehidupanya,dan sedangkan warna putih adalah suci artian suci tersebut adalah bersih,highgenis,dan tidak kotor,menandakan bahwa kehidupan itu haruslah harmonis dan tidak mempunyai sifat sifat yang tidak di inginkan seperti halnya kehidupan itu tidak lah saling serakah dan tidak boleh merugikan orang lain,sedangkan warna kuning dalam artian dimana ketika manusia hidup di dalam proses yang bertahap dan harus menjaga kesabaran ketika mendapatkan cobaan dan tangtangannya,dan kuda lumping berirama music mengandung arti kehidupan itu seperti hal nya berirama tidak seterusnya manusia itu hidup dan pasti akan menninggalkan alamnya dan sifat sifat manusi terdiri dari baik dan buruk,dalam hal ini tidak sepenuhnya manusia itu mempunyai sifat buruk dan tidak sepenuhnya juga manusia itu bersifat baik bagaimana manusia tersebut melakukannya,dan didalam proses selama manusia hidup di berikan kesehatan rezeki yang di sebutkan ada yang kaya dan ada juga yang miskin,secara garis besar manusia seperti halnya bermain music atau irama tidak selamanya irama tersebut temponya tidak cepat dan tidak juga lambat bagaimana kita melakukannya,dan di pandangan tuhan manusia itu derajatnya sama hanya yang membeda kan dalah ahlak atau perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya,dan juga tuhan tidak memilih kepada hambanya namun manusia itu telah memiliki sifat sifat baik dan buruknya perbuatan manusiaselama hidupnya dan harus mengenal kepada yang maha penciptanya dikarenakan manusia itu mahluk yang sempurna dibandingkan yang lainya bilamana manusia tersebut melakukan sifat yang baik akan lebih baik dari pada malaikat dan sebaliknya bila mana manusia mempunyai sifat dengki jahat kepada orang lain maka akan lebih jahat dari pada sheiton maka dari itu manusia diberikan kelebihan dan kekurangannya.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisionalJawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksikesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Malaysia dan Singapura.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Di Jawa Timur, seni ini akrab dengan masyarakat di beberapa daerah, seperti Malang, Nganjuk, Tulungagung, dan daerah-daerah lainnya. Tari ini biasanya ditampilkan pada event-event tertentu, seperti menyambut tamu kehormatan, dan sebagai ucapan syukur, atas hajat yang dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Dalam pementasanya, tidak diperlukan suatu koreografi khusus, serta perlengkapan peralatan gamelan seperti halnya Karawitan. Gamelan untuk mengiringi tari kuda lumping cukup sederhana, hanya terdiri dari Kendang, Kenong, Gong, dan Slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Sajak-sajak yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta.
Selain mengandung unsur hiburan dan religi, kesenian tradisional kuda lumping ini seringkali juga mengandung unsur ritual. Karena sebelum pagelaran dimulai, biasanya seorang pawang hujan akan melakukan ritual, untuk mempertahankan cuaca agar tetap cerah mengingat pertunjukan biasanya dilakukan di lapangan terbuka.
Dalam setiap pagelarannya, tari kuda lumping ini menghadirkan 4 fragmen tarian yaitu 2 kali tari Buto Lawas, tari Senterewe, dan tari Begon Putri.
Pada fragmen Buto Lawas, biasanya ditarikan oleh para pria saja dan terdiri dari 4 sampai 6 orang penari. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu dan menari mengikuti alunan musik. Pada bagian inilah, para penari Buto Lawas dapat mengalami kesurupan atau kerasukan roh halus. Para penonton pun tidak luput dari fenomena kerasukan ini. Banyak warga sekitar yang menyaksikan pagelaran menjadi kesurupan dan ikut menari bersama para penari. Dalam keadaan tidak sadar, mereka terus menari dengan gerakan enerjik dan terlihat kompak dengan para penari lainnya.
Untuk memulihkan kesadaran para penari dan penonton yang kerasukan, dalam setiap pagelaran selalu hadir para datuk, yaitu orang yang memiliki kemampuan supranatural yang kehadirannya dapat dikenali melalui baju serba hitam yang dikenakannya. Para datuk ini akan memberikan penawar hingga kesadaran para penari maupun penonton kembali pulih.
Pada fragmen selanjutnya, penari pria dan wanita bergabung membawakan tari senterewe.
Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai, enam orang wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan tarian penutup dari seluruh rangkaian atraksi tari kuda lumping.
Gambar kesenian kuda lum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar